KABARMERDEKA.ID, MANADO – India secara resmi melancarkan serangan terhadap Pakistan pada Rabu (7/5/2025), dengan menyatakan bahwa operasi tersebut merupakan “serangan presisi terhadap kamp-kamp teroris” yang berada di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai oleh negara tetangganya itu.

Tindakan ini menandai puncak dari meningkatnya ketegangan antara New Delhi dan Islamabad, yang dipicu oleh serangan mematikan di kawasan Kashmir, wilayah yang menjadi sengketa kedua negara.

Konflik lama antara dua negara bersenjata nuklir itu meningkat tajam hanya dalam satu malam. Pada dini hari Rabu, jet tempur melintas di langit Himalaya, sementara ledakan terdengar di sekitar Garis Kontrol.

“Beberapa waktu lalu, Angkatan Bersenjata India meluncurkan OPERASI SINDOOR, yang menyerang infrastruktur teroris di Pakistan dan Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan, tempat serangan teroris terhadap India telah direncanakan dan diarahkan,” ujar pemerintah India melalui pernyataan yang dikutip oleh AFP.

“Keadilan telah ditegakkan,” demikian disampaikan Angkatan Darat India dalam sebuah video yang dipublikasikan melalui akun X resmi mereka.

Jumlah korban jiwa akibat serangan India di wilayah Pakistan bertambah menjadi delapan orang. Hal ini diungkapkan oleh juru bicara militer Pakistan pada Rabu, setelah India menembakkan rudal ke wilayahnya.

“Secara total di enam lokasi terdapat 24 dampak di Pakistan,” ujar Ahmed Sharif Chaudhry.

“Dalam 24 dampak ini, delapan warga Pakistan telah menjadi martir dan 35 orang terluka dan dua orang hilang,” tambahnya, sembari menyebutkan bahwa seorang anak perempuan berusia tiga tahun tewas di sebuah masjid di provinsi Punjab.

Angkatan Darat India juga melaporkan bahwa tiga warga sipilnya tewas akibat tembakan artileri dari pihak militer Pakistan pada malam sebelumnya. Ketegangan semakin memanas di sepanjang Garis Kontrol de facto yang memisahkan Kashmir.

“Pada malam 06-07 Mei… Angkatan Darat Pakistan melakukan penembakan sewenang-wenang termasuk penembakan artileri dari pos-pos di seberang Garis Kontrol dan IB (perbatasan internasional) di seberang Jammu dan Kashmir”, bunyi pernyataan dari angkatan darat India yang dikutip AFP.

“Tiga warga sipil tak berdosa tewas dalam penembakan/penembakan tanpa pandang bulu”, lanjut pernyataan tersebut, seraya menyebutkan bahwa India membalas serangan tersebut secara proporsional.

Gedung Putih turut angkat bicara terkait serangan ini. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dikabarkan telah berkomunikasi dengan para menteri luar negeri India dan Pakistan, dan mendesak kedua pihak untuk segera berdialog guna meredakan ketegangan.

“Ia mendorong India dan Pakistan untuk membuka kembali jalur antara para pemimpin mereka guna meredakan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes dalam sebuah pernyataan.

Presiden AS Donald Trump pun menanggapi situasi ini. Dalam komentarnya, ia menyayangkan kejadian tersebut.

“Ini memalukan. Kami baru saja mendengarnya, saat kami berjalan di pintu Ruang Oval, baru saja mendengarnya. Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu, mereka telah bertempur untuk waktu yang lama, Anda tahu, mereka telah bertempur selama beberapa dekade dan abad,” ujar Trump seperti dikutip CNN International.

“Saya hanya berharap ini berakhir dengan sangat cepat,” lanjutnya.

Sementara itu, China menyatakan keprihatinannya atas tindakan militer India. Dalam pernyataan yang dikutip AFP, Beijing mengimbau kedua negara untuk menahan diri dan tidak memperburuk situasi.

“India dan Pakistan adalah tetangga yang tidak dapat dipisahkan, dan mereka juga tetangga China,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

“China menentang segala bentuk terorisme,” tambahnya.

“Kami menyerukan kepada India dan Pakistan untuk memprioritaskan perdamaian dan stabilitas, tetap tenang dan menahan diri, serta menghindari tindakan yang semakin memperumit situasi.”

Pada hari yang sama, tiga jet tempur India dilaporkan jatuh di wilayah negaranya. Seorang sumber keamanan senior menyampaikan bahwa dua pesawat jatuh di Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, dan satu lagi di negara bagian Punjab. Namun, penyebab kejadian belum dapat dipastikan.

“Tidak segera jelas apa yang terjadi pada pilot tersebut,” ujarnya seperti dimuat oleh AFP.

Kecelakaan tersebut terjadi setelah India meluncurkan serangan rudal ke Pakistan, dan kedua pihak saling menembakkan artileri berat di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengadakan rapat Komite Keamanan Nasional pada hari Rabu sebagai tanggapan atas bentrokan militer yang terjadi malam sebelumnya.

“PM memanggil rapat Komite Keamanan Nasional pada pukul 10 pagi (0500 GMT)” kata Menteri Informasi Attaullah Tarar.

Militer Pakistan menyatakan akan membalas serangan India, namun akan menentukan waktu dan tempatnya sendiri.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan kekhawatirannya terhadap eskalasi ini, hanya beberapa jam setelah India mengklaim telah menyerang sembilan lokasi di Pakistan.

“Sekretaris Jenderal sangat khawatir tentang operasi militer India di Garis Kontrol dan perbatasan internasional. Ia menyerukan pengekangan militer maksimum dari kedua negara. Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan,” ujar juru bicara Stephane Dujarric. (rain)