KabarMerdeka.id– Kebijakan Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, dalam mendorong ekspor komoditas pertanian dan pengembangan industri berbasis pertanian mulai membuahkan hasil.

Bukti nyatanya, kesejahteraan petani Sulut melonjak signifikan sepanjang Mei 2025.Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Sulut mencapai 131,14—mengalami kenaikan tajam 3,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Capaian ini menjadi yang tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Sulawesi.Kenaikan ini tak terjadi secara kebetulan.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfo) Provinsi Sulut, Evans Steven Liow, menegaskan bahwa kenaikan NTP adalah hasil nyata dari kebijakan strategis Gubernur Yulius Selvanus dalam membuka akses pasar luar negeri bagi produk pertanian daerah.

“Bapak Gubernur terus mendorong ekspor komoditi pertanian Sulut ke negara lain. Ini membuat harga jual meningkat, pendapatan petani naik, dan otomatis mendorong nilai tukar petani,” ujar Liow.

Ia juga menambahkan bahwa saat ini pemerintah provinsi tengah merancang pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung.

Langkah ini ditargetkan memberi nilai tambah yang lebih besar kepada hasil-hasil pertanian lokal serta menciptakan pasar baru yang lebih stabil bagi petani.NTP, Cermin Naiknya Daya Beli PetaniSecara teknis, Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan indeks harga yang dibayar petani (IB).

NTP di atas angka 100 berarti petani memiliki surplus daya beli—artinya, pendapatan mereka lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan hidup dan produksi.Dengan nilai 131,14, petani Sulawesi Utara saat ini berada di posisi relatif lebih sejahtera dibandingkan dengan petani di provinsi lain:Sulawesi Tengah: 118,17 (Naik 2,37%)Gorontalo: 115,82 (Naik 1,53%)Sulawesi Barat: 139,51 (Naik 0,9%)Sulawesi Tenggara: 113,94 (Naik 0,82%)Sulawesi Selatan: 122,54 (Naik 0,74%)

Kebijakan Berbasis Data, Langkah Menuju Petani MandiriBPS menegaskan bahwa tingginya NTP Sulut didorong oleh naiknya harga komoditas pertanian, sementara harga barang konsumsi dan biaya produksi relatif stabil. Ini menunjukkan adanya efisiensi serta peningkatan nilai tambah dari produk pertanian lokal.

Namun BPS juga mengingatkan bahwa NTP sangat dinamis, dan dapat berubah drastis jika terjadi fluktuasi harga atau gangguan pada rantai distribusi.

Karena itu, keberlanjutan kebijakan ekspor dan hilirisasi pertanian melalui KEK Bitung menjadi kunci utama dalam menjaga tren positif ini.“Petani kita butuh kepastian pasar dan stabilitas harga. Langkah gubernur dalam membuka akses ekspor dan membangun industri lokal sangat strategis untuk jangka panjang,” pungkas Kadis Kominfo.

Dengan tren yang positif ini, Sulawesi Utara kini berada di jalur yang tepat untuk menjadikan sektor pertanian sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi berbasis kesejahteraan petani. (*).